Friday, November 19, 2010

Sermon-Khotbah Yesaya 32:1-8, Minggu 28 Nopember 2010

Sermon tgl. 18 Nopember 2010

KKOTBAH MINGGU, 28 NOPEMBER 2010 (Advent I)
--------------------------------------------------------
Introitus: Yeremia 33 : 15; Bacaan: 2 Petrus 1 : 1 – 8
Khotbah: Jesaya 32 : 1 – 8

Thema:
Orang yang berbudi luhur teguh pada kebenaran
(Kalak bujur paguh ibas si benar)

(1) Firman Tuhan yang disampaikan Nabi Jesaya kepada bangsa Israel , khususnya Kitab Jesaya 32 : 1-8 ini, seumpama baterai yang sedang dicaskan. Dalam arti pengharapan dan semangat hidup sebagai bangsa Tuhan yang dipulihkan / dikokohkan kembali, karena Bangsa Israel (Kerajaan Juda) pada zaman itu dipimpin oleh Raja Joyakin, Raja Zedekia (II Raja-raja 24 : 18-20; Jehezkiel 17 : 15-18) dimana Raja Juda tidak lagi mengharapkan pertolongan kuasa Tuhan, untuk melawan Bangsa Assur, tapi meminta pertolongan kepada Raja Mesir. Akibat dosa/kesalahan Raja/pemimpin tersebut, Bangsa Juda sangat menderita dan Bangsa Israel sangat kecewa terhadap pemmpinnnya.

(2) Minggu ini merupakan Minggu Advent I, berita yang disampaikan Jesaya : Tuhan akan menghibur Bangsa Juda kembali. Tuhan akan memberikan seorang Raja yang memimpin Bangsa Israel berdasarkan kebenaran dan keadilan, dimana Raja tersebut akan menciptakan Bangsa Israel dalam suasana aman dan sejahtera.

(3) Kekuasaan Raja/pemimpin Israel yang Tuhan janjikan mempunyai 3 kuasa yaitu:

  • Dalam Jesaya 32:2a, mereka seperti tempat perteduhan, perlindungan terhadap angin rebut. Angin rebut lambing ancaman musuh, lambing penderitaan menyerang bangsa Israel. Raja/pemimpin diberikan Tuhan untuk menaklukkannya, hingga Bangsa Israel hidup dalam keamanan, bebas bekerja, HAM dan social.
  • Dalam Jesaya 32:2b, mereka seperti aliran air di tempat kering, Raja/pemimpin Israel berkuasa/mampu memberikan kesejahteraan sandang dan pangan serta dapat menikmati kehidupan sebagai bangsa pilihan.
  • Dalam Jesaya 32:3, mata yang melihat tidak lagi tertutup, telinga yang mendengar akan memperhatikan. Raja/pemimpin Bangsa Israel selama ini tidak mendengarkan penderitaan rakyat, tidak perduli keluhan rakyat tetapi sekarang Tuhan menjanjikan memberikan Raja/pemimpin Israel bersedia mendengarkan apa kata rakyat – peduli keinginan rakyat, hingga hubungan Raja dengan rakyat sangat intim dan hubungan batin, Raja/pemimpin ikut bersukacita dengan rakyat.

(3) Dengan adanya janji Tuhan ini, Nabi Jesaya mengingatkan agar Bangsa Israel walaupun saat ini tertindas oleh Bangsa Assur, berbagai penderitaan tapi dibangkitkan kembali berpengharapan pada pertolongan Tuhan serta bangkit kembali, hidup sebagai bangsa pilihan.

(4) Raja/pemimpin dapat melakukan kekuasaan tersebut diatas, maka seorang Raja/pemimpin harus mempunyai karakter/sifat seperti yang dikatakan Rasul Petrus dalam II Petrus 1: 5-7, dimana karakter/sifat ini sekaligus menjadi karakter pengikut Kristus, antara lain:

  • Kebajikan (ukur mehuli). Kuasa Tuhan telah menganugerahkan kepada manusia kebaikan, dimana kebaikan tersebut telah menguasai hati dan pikiran orang Kristen, hingga apa yang diinginkan, diucapkan, diperbuat mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kebaikan/kebajikan telah mendarah daging baginya.
  • Penguasaan diri: Kebaikan hati orang Kristen dapat mengendalikan dirinya, dapat mengontrol ucapan dan perbuatannya berguna/tidak berguna bagi sesama, segala ucapan dan perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan, ucapan dan perbuatannya hanya ingin berbuat baik.
  • Ketekunan : Keinginan (hati yang baik) akan melahirkan panjang sabar, tekun menghadapi segala hal, tidak mudah kecewa, tidak mudah mundur atau sakit hati, ada keinginan maju – terus berbuat baik.
  • Mengasihi sesama dan semua manusia.
    Hati yang baik, tidak memandang suku, agama, ras, tapi menolong yang membutuhkan, menolong semua manusia termasuk menolong musuh.

(5) Janji Tuhan memberikan keamanan, kesejahteraan dan peduli segala keluhan kita, janji Tuhan ini boleh diterima dan dinikmati apabila kita hidup dalam kebajikan,penguasaan diri, tekun dan mengasihi semua manusia.

(Pdt. Damen Pandia)
081398963759

Catatan Sermon:
(1) Minggu ini kita memasuhi Minggu Advent I. Memasuki masa Advent ada perubahan, suasana aman dan sejahtera. Semua yang tidak membawa damai sejahtera di singkirkan dari harti dan perbuatan kita. Dibangkitkan dan diperbaharui kembali pengharapan kepada Tuhan. Memang hidup dalam pertobatan, hidup beriman tidak mudah. Dalam realitanya terkadang sangat berat. Bagaimana supaya terasa ringan dan hidup kita senantiasa bersukacita, tanpa kehilangan waspada? Ilustrasi ini kiranya dapat menjawab pertanyaan tersebut. Kalau kita disuruh membawa batu 5 Kg dan itu menjadi milik kita, dan kemudian disuruh membawa emas 5 Kg dan itu menjadi milik kita, mana yang lebih berat? Sudah pasti secara berat berdasarkan timbangan sama saja. Namun perasaan kita akan berbeda. Emas 5 Kg akan terasa lebih ringan. Mengapa? Karena yang kita bawa itu berharga, bermakna, berarti bagi hidup kita. Ada suka cita dalam membawa emas tersebut. Karena berharga, maka risiko juga lebih berat. Bisa kita dirampok. Hal ini akan membuat kita ekstra menjaga (berjaga-jaga) dan waspada.

(2) Khotbah Advent I ini kiranya juga dikaitkan thema Natal Yohanes 1:9 dan proritas Program tahun 2011 “Peningkatan Theologi, Spiritualitas dan Mutu Ibadah”. Sebab Adven adalah penantian terang, yakni Yesus Kristus. Dalam hal ini, baik kedatangan yang pertama (kelahiran) mapun kedatangan yang kedua kali (Parusia).


Related Articles



0 comments :

Post a Comment