Saturday, October 2, 2010

Sermon: Khotbah Efesus 5:22-33, Minggu 3 Oktober 2010

Introitus : Epesus 5 : 33; Bacaan : Maleakhi 2 : 13 – 16
Khotbah: Epesus 5 : 22 – 33
Tema:
KASIHI ISTRI, HORMATI SUAMI
(Kelengi Ndehara, hormati Perbulangen)
Pendahuluan
Suatu hari Nora bertanya kepada saya :” Apakah kam ingat perbuatan baik yang kam perbuat bagi saya.” Saya agak kaget karna usia perkawinan kami sudah 25 tahun. Lalu saya berpikir sejenak, ya saya tidak pernah mengingat – ingat per-buatan baik saya. Lalu saya jawab ; saya tidak pernah mengingat – ingat perbuatan baik kepada kam, namun yang saya ingat selalu ialah perbuatan saya yang pernah menyakiti hatindu. Nora kaget lagi lalu ia bertanya lagi “ kenapa … ?” Saya jawab kalau saya mengingat perbuatan baik bisa saya akan menuntut balas dan mem-banggakan diri, namun jikalau saya mengingat perbuatan yang menyakiti hatindu, maka saya tidak akan melakukan lagi, dan perbuatan baik itu akan saya teruskan buat kam. Akhirnya ia mengangguk – anggukkan kepala ya benar juga dan memang itulah tuntutan Tuhan bagi kita sebagai orang percaya pada Yesus.

Hal ini sekedar mengungkapkan percakapan kami, dan mungkin saja diantara kita juga kadangkala seperti itu hanya mengingatkan perbuatan baik kita, sementara perbuatan yang menyakiti hati suami-istri kita lupakan. Sebagai suami-istri yang sudah dipersatukan Tuhan Allah selalu melakukan kebaikan bagi pasangan-nya, sebab pertemuan dua insane itu adalah kehendak Tuhan Yesus. ( band Kej 1 : 27 – 28 a )

Pendalaman Nats
Berdasarkan kitab Epesus lewat tulisan Rasul Paulus maka ia (Paulus) memberikan penguatan Keluarga Kristen (Suami-Istri). Dasar penguatan itu ialah bagaimana suami-istri itu menyadari maka mereka dipersatukan lewat Pernikah-an Kudus, yang masih kita ingat : Aku menerima engkau menjadi suami dan istriku, aku mengasihi engkau dalam suka maupun duka. Tentunya dibalik itu adanya pengorbanan (istri tunduk kepada suami dan suami harus mengasihi istri ). Mengapa harus tunduk karena suami adalah Kepala, sama seperti Kristus, Kepala bagi Jemaat-Nya. Dan kenapa harus suami mengasihi? Karena sama seperti Kristus mangasihi Jemaat, bahkan rela mengorbankan diri-Nya bagi jemaat-Nya. Begitulah didalam rumah tangga sebagai suami – istri adanya pengorbanan sebab kita meneladani Kristus; jadi didalam rumah tangga itu bukanlah menuntut menyenangkan hati namun merelakan hidup ini untuk menyenangkan hati pasangannya (suami menyenangkan hati istri dan istri menyenangkan suami ).

Sebagai Istri adalah penolong bagi suami ( kej 2 : 18 b ) tentunya lewat tunduk dan setia juga menunjukkan sikap menolong dan menguatkan / Ezer (Ibrani) = Pe-nolong dalam arti melengkapi, menyempurnakan, kehadiran istri itu adalah menyempurnakan dan menyukacitakan hati suami dan seisi rumah tangganya (band Amsal 19 : 14 b ; 31 : 10 ).

Sebagai suami yang juga selalu kita sebut sebagai Imam dalam rumah tangga, hal mengasihi artinya mengarahkan seisi rumah tangganya (istri dan anak – anak) agar setia kepada Tuhan Yesus dan menjalankan kewajiban-kewajiban rohani. Kita harus sadar kata tunduk , istri dan mengasihi suami, itu sama – sama berat untuk melakukannya, namun sepanjang kita tidak mengedepankan ego kita pasti kita mampu. Sebab dalam rumah tangga itu saling melayani, mendahulukan pa-sangan kita dan bukan menuntut namun melakukan apa yang kehendaki yang akan diperbuat pasangan kita terhadap kita. (jangan banyak menuntut tetapi harus banyak memberi). Hubungan suami – istri itu adalah gambaran hubungan Tuhan Allah dengan jemaat-Nya, hubungan yang tidak dapat dipisahkan oleh apa dan siapapun sebab apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Mat 19 : 6 ). Kasih dan hormat menjadi satu kesatuan diantara suami – istri dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Sebab saat ini di dunia serba cepat dan canggih banyak hal – hal yang mau menjerumuskan kehidupan rumah tangga Kristen. Tidak jarang suami selingkuh, istri juga selingkuh dan tidak jarang kini muncul percekcokkan dalam rumah tangga, sehingga membawa kehancuran bahkan perceraian. Maka dari itu kita sebagai suami – istri ciptakanlah suasana damai didalam rumah tangga, hiduplah saling mengasihi dan rela berkorban demi kerukunan keluarga.

Pointer Aplikasi

  1. Rumah tangga adalah suatu Lembaga yang pertama sekali mendapat berkat dari Tuhan Allah ( kej 1 : 28 ). Maka dari itu jangan kita sia - siakan berkat Tuhan itu dan jadilah saluran berkat bagi orang lain. ( kej 12 : 3 b).
  2. Laki-laki adalah bahagian hidup dari perempuan dan perempuan adalah bagian hidup dari laki – laki, maka dari itu laki – laki dan perempuan sama di-ciptakan ( kej 1:27), sama-sama memuliakan Tuhan dan membanggakan pasangannya.
  3. Sebagai suami – istri, selalu mengingat kenangan manis semasa pacaran dulu, agar timbul kembali masa – masa indah bersamanya.
  4. Tentukanlah waktu – waktu untuk berekreasi bersama dengan pasangan dan anak – anak untuk menghilangkan rasa lelah dan bosan.
  5. Ciptakanlah selalu keharmonisan sebagai suami – istri lewat sapaan dan kata-kata yang menyenangkan hati pasangan kita.
  6. Jangan mengingat – ingat hal – hal yang jelek dari pasangan kita namun ingatlah hal – hal yang baik dari pasangan kita.
  7. Buatlah Ibadah setiap hari antara suami – istri dan anak – anak agar hubungan keluarga keluarga itu dengan Tuhan tetap terjalan.
  8. Sebagai suami – istri kristiani jangan ada dusta diantaranya hindari PIL – WIL

Pondok Gede, 1 Oktober 2010//Pdt.A.Brahmana


Related Articles



0 comments :

Post a Comment