Friday, February 18, 2011

Sermon-Khotbah Lukas 17:7-10, Minggu 20 Februari 2011

Introitus:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman/Enggo kupala-palai asa ngasupku ibas perlumban e, enggo seh aku ku Garis batas, janah enggo ku cikep kiniteken e. ( 2 Timotius 4:7 )

Bacaan : 2 Timotius 4 : 6 – 10; Khotban: Lukas 17 : 7 – 10

Thema :
Hamba-hamba Tuhan mempersiapkan diri untuk melayani
(Suruh-suruhen Tuhan ersikap guna ngelai)

Pendahuluan:
Dalam ayat Introitus dan bahan Bacaan ( Ogen ) Rasul Paulus menguraikan tentang panggilannya sebaga hamba Tuhan dan dia telah memenuhi panggilannya dengan sungguh-sungguh ,bahkan sampai darahnya tercurah sebagai gambaran penderitaanya untuk memberitakan Injil Kristus. ”Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, dan aku telah mencapai garis akhir.....” Ketika melihat kembali kedalam perjalanan hidupnya bersama Allah, Paulus sadar bahwa ajalnya sudah dekat, tapi dia tidak takut sebab dia telah memenuhi panggilannya setia sampai akhir sebab dia telah berjuang dengan gigih, dan telah menyelesaikan pertandingannya dengan gigih ditengah percobaan dan godaan dan tetap setia kepada Tuhan. Paulus sudah memelihara iman pada masa-mas ujan yang berat, keputusasaan yang hebat dan banyak kesusahan bak ketika diserang oleh guru-guru palsu maupun di tinggalkan oleh sahabat ( bd. 1: 13-14, 2:2, 3: 14 – 16, I Tim 6 : 12 ) Dari urian tersebut dapat dilihat bahwa Rasul Paulus dengan sungguh-sungguh telah menggenapi panggilannya dengan setia sampai akhr.

Pendalaman teks Khotbah
Dalam bahan Khotbah ( Lukas 17 : 7 – 10 ) Tuhan Yesus menjelaskan kepada para murid tentang peran seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari ( di jaman Tuhan Yesus) dibandingkan dengan peran seorang hamba Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari jelas bahwa seorang hamba adalah pelayan bagi tuannya.Seorang hamba harus senantiasa melakukan apa yang dikehendak tuannya dan semua pekerjaan itu adalah kewajibannya bagi tuannya dan merupakan keharusan. Jadi tidak pernah terjadi tuan melayan hambanya karena hambanya telah bekerja dengan keras tetapi sebaliknya, ” ......sediakanlah makananku. Ikat pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan aku minum...” ( ayat 8b ) Walaupun seorang hamba telah melakukan pekerjaannya dengan baik jangan pernah harapkan seorang tuan akan berterima kasih kepada hambanya (=budaknya ) karena memang itu adalah kewajiban dari hamba/budak tersebut,bahkan seorang hamba tidak pernah punya waktu untuk dirinya sendiri karena setiap saat ( 24 jam ) dia dan waktunya adalah milik tuannya.
Dalam pengajaran Yesus dalam perikope ini mengingatkan posisi Allah sebagai tuan yang dengan kedaulatanNya meilih dan memanggil hamba-hambanya (murid-muridnya) maka dengan demikian hamba-hamba pilihaannya adalah mutlak milikNya, dan itulah yang diutusnya menjadi pelayan-pelayan Firmannya.

Yesus kembali menegaskan dalam ayat 10 bahwa seorang hamba yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik tidak patut membanggakan dirinya sebab posisinya hanya sebagai hamba yang wajib melakukan tugasnya, dan tidak ada yang dapat mereka banggakan. ”.............Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan ” (ayat 10b).

Perkataan Yesus menegaskan kepada kita bahwa tidak patut kita berbangga (apa lagi menganggap kita pahlawan) dalam pekerjaan Tuhan karena kita hanya melakukan kewajiban kita yang tentinya juga tdak sempurna.

Pointer aplikasi

  1. Tuhan memanggil kita jadi hamba/pelayanNya bukan karena kebaikan /kehebatan kita jadi tidak patut kita membanggakan diri, kareana itu semata-mata karena kehendakNya dan oleh karena KasihNya.
  2. Kita dipanggil dan diberkan kepercayaan menjadi pelayanNya berarti kita mutlak adalah milikNya untuk melaksanakan kehendakNya
  3. Keberhasilan pelayanan yang sering diukur dengan peningkatan kuantitas atas kerja-kerja yang dilakukan oleh hamba Tuhan cenderung menjadi kebanggan. Namun Yesus mengingatkan bahwa tidak ada kesempatan dan tidak ada ruang seorang hamba untuk membangga-banggakan diri, mencari prestise dan kemegahan.
  4. Keberhasilan pelayanan adalah bagaimana hamba dapat memperkenalkan tuannya dengan baik seperti yang Lukas lakukan memberi penjelasan yang sangat teratur tentang Yesus. Sebagai hamba Tuhan yang rendah hati dalam keseharian hidup dan menjadi teladan dengan tindakan kebenaran, mempermudah untuk orang lain memahami Yesus Kristus sebagai penebus.
  5. Kita sebagai hamba/pelayan Tuhan baik sebagai Pertua/Diaken, Pendeta, Pengurus Moria Mamre,Permata Ka/Kr, di setiap tingkatan dan Seksi-Seksi laksanakanlah tugas pelayana kita dengan sepenuh hati seperti kepada Tuhan bukan seperti kepada manusia
  6. Mengasihi Tuhan bearti menuruti perintah Allah dan melakukannya sebab: ”Jikalau kamu mengasihi Aku. Kamu akan menuruti segala perintahku” Yoh.14:15 ”Barang siapa memegang perintahku dan melakukannya dalah yang mengasihi Aku” Yoh 14:21

Pdt. Esra Bukit

Catatan Sermon

  1. Adi kataken hamba banci iertiken “kewajiban”, Ertina Hamba maka meriah akapna nggeluh adi idalankenna kewajibenna. Kita pe hamba Tuhan megati cendrung mindo hak sierbanca turah perubaten. Tapi adi sidalanken kewajibenta e meriah nari nge.
  2. Kai nge siban maka meriah siakap ndalanken kewajiben
    - I Kor 15 : 58 kelatihenndu labo sia-sia.
    - Joh 15:14 Adi dalankenndu katangku, temanku kam
    - Joh 15:7 adi ateta pertotonta ijabab Tuhan dalanken kewajibenta
  3. Suruh-suruhen Tuhan arus mpersilahang diri, ras mengutamaken sura sura Tuhanta
  4. Perlu kita mengumuli kata hamba, sebab melala denga sijumpai “Mengaku sebagai hamba, berlaku sebagai tuan” ia akapna empuna perpulungen e.
  5. Hamba e kita kerina Bd. I Petrus 2:9

Related Articles



0 comments :

Post a Comment